PALEMBANG, Sumsel9.com – Ratusan peserta antusias menghadiri kegiatan bertajuk Women Forest Defender (WFD). Acara yang diselenggarakan oleh Forum Perempuan Penjaga dan Pengelola Hutan Indonesia (FP3HI) Sumatera Selatan, bersama Pilar Nusantara (PINUS) Sumsel dan The Asia Foundation (TAF) itu dilangsungkan selama dua hari di Grand Daira Hotel Palembang.
Direktur PINUS Sumsel, Yunita Sari, mengatakan bahwa perhutanan sosial bukan hanya soal akses kelola, tetapi tentang keadilan dan keberlanjutan. “Keterlibatan perempuan dan generasi muda adalah kunci agar perhutanan sosial tidak berhenti pada izin, tetapi benar-benar hidup dan berdampak pada kesejahteraan keluarga serta kelestarian hutan,” ujar Yunita.
Kegiatan ini membahas tema Perempuan dan Generasi Muda Penjaga Hutan: Dari Komitmen ke Aksi untuk Perhutanan Sosial yang Inklusif di Sumatera Selatan. Ratusan para peserta yang hadir terdiri dari kelompok perempuan penjaga hutan, pemerintah daerah, lembaga donor, sektor swasta, media, serta pelaku usaha kopi dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari berbagai kabupaten di Sumatera Selatan.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari program Women Forest Defender (WFD) yang dijalankan PINUS Sumsel dengan dukungan The Asia Foundation (TAF), untuk memperkuat kapasitas perempuan di tingkat tapak dalam pengelolaan hutan, kewirausahaan hijau, dan pemantauan hutan partisipatif,” katanya menegaskan.














