Tagihan Listrik Diprediksi Naik Tiga Kali Lipat
Selain menabrak sejumlah aturan perundangan, power wheeling juga berpotensi dapat merugikan PLN, negara dan masyarakat.
Sekretaris DPD SP PLN UID S2JB, Iman Aswilton mengatakan, power wheeling secara langsung hanya akan menguntungkan dua pihak saja, yaitu pihak pembangkit dan pembeli listrik. Sedangkan pihak lain di luar keduanya akan dirugikan, yakni PLN, keuangan negara dan masyarakat.
“Harga listrik yang berlaku setelah skema ini diterapkan bisa membengkak hingga tiga kali lipat,” kata Iman.
Iman menuturkan, jaringan PLN berpotensi mengalami kelebihan beban dengan bertambahnya pasokan listrik karena power wheeling ini. “Beban PLN dalam memelihara dan meningkatkan jaringan transmisi dan distribusinya akan semakin berat,” ungkapnya.
Saat ini, kata Iman, PLN sudah dalam kondisi terpuruk lantaran ketentuan take or pay yang diterapkan di sektor pembangkit. PLN harus menanggung biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh independent power producer (pembangkit listrik non-PLN) meskipun sudah dalam kondisi oversupply.
“Makanya, PLN sudah banyak menghentikan operasional sejumlah pembangkitnya untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dari produksi listrik,” bebernya.
Diberlakukannya power wheeling nantinya, menurut Iman, akan semakin memperparah kondisi keuangan PLN. Tentu, kondisi itu juga bisa berimbas terhadap keuangan negara dan biaya listrik masyarakat.
“Kami dengan tegas menolak rencana penerapan mekanisme power wheeling ini karena hanya menguntungkan beberapa pihak saja,” tandasnya.
Power Wheeling Perparah Kondisi Oversupply Listrik
PLN saat ini sudah sangat dirugikan dengan sistem ketenagalistrikan nasional yang sedang mengalami oversupply. Lewat ketentuan take or pay, PLN harus menanggung biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh IPP (pembangkit listrik non-PLN) meskipun sebagian besar energi yang dihasilkan tidak terpakai.
Sekretaris DPD SP PLN UID S2JB, Iman Aswilton didampingi Ketua DPC SP PLN UP3 Palembang, Rangga Zumartha mengatakan, secara nasional kondisi listrik oversupply hingga 6-7 Gigawatt per tahun. Prediksinya pada 2026 mendatang, kondisi oversupply bisa bertambah 3-6 Gigawatt per tahun.