Dan pada tahun 2023 turun lagi sebesar 9,58% (85.880 jiwa). “Semua berkolaborasi dengan baik, akhirnya kita bisa tembus satu digit untuk menurunkan angka kemiskinan.”
Hal ini menjadi sejarah baru dalam perjalanan Pemerintahan Kabupaten Banyuasin yang berhasil mengurangi angka kemiskinan menjadi dibawah 10%.
“Alhamdulillah, data kemiskinan di Banyuasin terus menurun. Ini menunjukkan bahwa program-program pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat telah berjalan dengan baik,” beber Askolani yang tahun ini berniat kembali maju di Pilkada Banyuasin sebagai Calon Bupati kedua kalinya.
Askolani juga mengapresiasi peran pendamping PKH dalam mengumpulkan, memproses, menginput, dan mempublikasikan data kemiskinan.
Dia mengatakan bahwa pendamping PKH menjadi mitra strategis bagi pemerintah Kabupaten Banyuasin dalam mengambil kebijakan.
“Kami sadari saat ini bahwa pelaksanaan PKH menjadi mitra strategis bagi pemerintah Kabupaten Banyuasin, karena jumlahnya 99 orang yang terdiri dari koordinator kabupaten 2 orang, koordinator kecamatan 21 orang, pendamping sosial 76 orang. Dengan memikul peran tersebut di lapangan, pendamping PKH dapat menghasilkan data yang akurat sehingga dapat menjadi dasar pemerintah dalam mengambil kebijakan,” jelas dia.
Bahkan dia merasa berhutang budi kepada para koordinator dan pendamping sosial yang telah bersusah payah membantu pemerintah menurunkan angka kemiskinan.
Bahkan saat habis masa jabatannya diperiode pertama,dia merogoh kocek ratusanjuta rupiah untuk memberikan reward sekaligus menunjang kerja mereka di lapangan.
“Saya ingat betul pernah berjanji kepada para pendamping PKH dan para koordinator ini memberikan smartphone untuk entry data mereka di lapangan, Alhamdulillah bersama Kak Ari (Syarif Hidayatullah) kami patungan memberikan reward berupa smartphone, Alhamdulillah juga janji kami tuntas,” tukas dia. (taufik)