Megat Alang, seorang pemerhati agribisnis (penggiat sosial mandiri) di Musi Banyuasin, menegaskan bahwa usaha ternak jangkrik memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi komoditas ekspor.
“Permintaan terhadap protein alternatif semakin meningkat, baik untuk industri pangan maupun pakan ternak. Jika pemerintah dan peternak bisa bersinergi dalam membangun ekosistem yang baik, bukan tidak mungkin jangkrik dari Muba bisa menembus pasar ekspor,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah memperkuat riset dan pengolahan jangkrik menjadi produk bernilai tambah. “Jangkrik bukan hanya untuk pakan burung atau ikan, tetapi juga bisa menjadi bahan baku industri makanan. Kita harus mulai berpikir ke arah itu,” tambahnya.
Melihat potensi yang besar, para pelaku usaha dan pemangku kepentingan berharap agar pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin segera mengambil langkah konkret melalui kajian dan riset mendalam. Pembentukan kelompok tani dan koperasi khusus diharapkan dapat meningkatkan daya tawar peternak serta mengurangi risiko kerugian akibat produksi berlebih.