banner"970x150"title"970x150" banner"970x150"title"970x150"

Antusias, Ratusan Peserta “Women Forest Defender” Ikuti Kegiatan PINUS, TAF, dan FP3HI

banner"400x100"title"400x100"

Dari dalam ruang diskusi, banyak cerita inspiratif yang mengemuka. Kegiatan ini juga menampilkan talkshow “Dari Komitmen ke Aksi: Menguatkan Sinergi Antar-Pihak dalam Perhutanan Sosial Responsif Gender” serta pitching bisnis kopi dan HHBK oleh 5 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Perempuan.
Mereka memperkenalkan inovasi produk seperti kopi petik merah premium, parfum kopi, lilin aromaterapi, masker kopi, dan kerajinan bambu — hasil nyata kerja keras perempuan penjaga hutan.

Seperti diungkap Ani Tasriah, perwakilan FP3HI Sumsel, menyampaikan bahwa forum ini bukan hanya ruang berbagi, tapi tempat konsolidasi perempuan penjaga hutan agar suara kami didengar dalam kebijakan perhutanan sosial. Dari hutan kami belajar, dari kebersamaan kami menguat.”

Penyampaian lainnya dari Pitriwati, dari KUPS Beringin Jaya Desa Tenam Bungkuk. “Dulu kami hanya membantu suami di kebun. Sekarang kami punya usaha sendiri dari hasil hutan, belajar mengolah kopi dan lilin aromaterapi, dan menjualnya ke pasar lebih luas,” ujarnya.

Kisah lainnya disampaikan oleh Tessa Pranisti, generasi muda Desa Kota Padang. “Anak muda tidak boleh diam. Kami ikut memantau hutan, menjaga sumber air, dan membuktikan bahwa generasi muda bisa menjadi garda depan pelestarian hutan,” kata Tessa.
Untuk diketahui, kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari (16-17 Oktober 2025) itu, diikuti oleh peserta pelatihan dengan berbagai subtema, seperti kelembagaan dan usaha perhutanan sosial, monitoring hutan partisipatif, serta advokasi kebijakan dan anggaran. Kegiatan ini ditutup dengan pemilihan struktur baru FP3HI Sumatera Selatan, sekaligus penyusunan rencana kerja 2025–2027 yang berfokus pada penguatan usaha perempuan, perlindungan hutan, dan advokasi kebijakan.(ril)

Baca Juga :  Beraudensi Kejari Kayuagung Dan Forjubes Siap Bersinergi