Dalam amanatnya, Menteri LHK menekankan pentingnya upaya pencegahan yang sistematis dan lintas sektor. Ia menyebut bahwa pengendalian Karhutla tidak hanya untuk melindungi lingkungan, tetapi juga memberi kontribusi besar dalam menekan emisi gas rumah kaca di tengah krisis iklim global.
“Penanggulangan Karhutla adalah tugas kolektif. Tidak bisa berdiri sendiri. Keterpaduan semua pemangku kepentingan adalah kunci,” ujar Menteri Hanif.
Senada, Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, menyampaikan bahwa Provinsi Sumsel telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla. Berbagai langkah antisipatif telah dijalankan, mulai dari patroli terpadu, operasi modifikasi cuaca, hingga audit kepatuhan terhadap perusahaan kehutanan dan perkebunan.
“Kami sudah siagakan seluruh sumber daya, termasuk helikopter water bombing, kendaraan pemadam, dan sarana penunjang lainnya,” kata Deru.
