Adapun kondisi gedung PAUD berdiri bersebelahan dengan Posekeslur sangat memprihatinkan atap dan asbes (plafon ) hancur cat mengelupas, rumput liar bak hutan menutupi halaman, dan sebagian bangunan rusak.
Hj. Sandra menyayangkan kondisi tersebut dan menegaskan akan mendorong pemerintah daerah melakukan perbaikan atau pemanfaatan ulang fasilitas pendidikan tersebut. agar bisa kembali masyarakat.
“Fasilitas publik seperti ini semestinya tidak boleh dibiarkan terbengkalai. Kami di DPRD akan menindaklanjuti aspirasi ini agar ada solusi nyata,” pungkasnya.
Sementara itu ketua DPD SWI kabupaten OKI Deni Kusnindar sangat menyayangkan hal tersebut terjadi, kemana selama ini yang berperan memgawasi pendidikan khususnya PAUD, bearti tidak ada koordinasi, ketua DPD SWI meminta bupati mengevaluasi.
Dikarenakan juga Poskeslur dan PAUD tidak boleh di satukan karena anak balita rentan terkena penularan penyakit, juga menganggu konsentrasi belajar anak usia dini, nanti saat anak lagi belajar ada ibu hamil yang akan melahirkan, tentu ini berdampak negatif bagi anak yang belum saatnya melihat hal tersebut. (red)
